"Jadilah pemimpi yang mendunia, yang masih menapakkan kaki di bumi"
"Batas antara MIMPI dan GILA adalah tali kekang kesadaran"

Senin, 18 Juli 2011

Sharing Ibu Melly Kiong

Awalnya, saya itu tidak suka dengan seminar-seminar parenting. Kenapa? Karena terkadang posisi saya yang masih sebagai anak dan belum menjadi orang tua, bisa langsung membandingkan apa yang disampaikan oleh pembicara dengan apa yang dilakukan oleh orang tua saya. Bahkan tak jarang, saya langsung protes sama orang tua saya : “Mah, Pak, seharusnya mendidik saya itu begini-begitu..bla..bla..bla...”. Tanpa saya sadari bahwa saya pun suatu saat pasti jadi orang tua.

Tapi apa yang disampaikan Ibu Melly Kiong kemarin mematahkan paradigma saya selama ini. Cara penyampaian Ibu Melly Kiong yang dengan kesederhanaan nya dan contoh praktis dengan anaknya sendiri, yaitu Mathew dan Julian, membuat sharing kemarin menjadi LUAR BIASA. Berikut beberapa hal yang tercatat dalam memori saya :

1. Menarik sekali, ketika kita semua sebagai audiens bisa berbicara dengan 2 peran, yaitu sebagai anak dan sebagai orang tua. Karena dari situlah kita mengetahui bahwa sebagian besar perilaku anak itu disebabkan karena pola asuh orang tua. Anak manja, kurang inisiatif disebabkan karena orang tua yang terlalu sayang pada anaknya. Anak susah diatur karena orang tua yang diktator dan banyak aturan Hidup para anak! J J Hal tersebut disebabkan karena orang tua punya harapan pada anaknya, sedangkan harapan itu kadang tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Seperti yang dialami Ibu Melly Kiong, beliau mengharapkan anaknya jadi dokter, tapi Mathew justru ingin jadi tukang roti. Disinilah prinsip Pak Martin digunakan, orang tua harus jadi aktor pendukung buat anaknya.

2. Lewat sebuah permen, Ibu Melly Kiong pun mengajarkan bagaimana para orang tua mendidik anaknya agar anak mandiri. Ketika seorang anak datang pada orang tuanya minta dibukakan permen? Apa yang dilakukan oleh orang tua? Pasti langsung mem-buka-kan nya! Tapi sadarkah bahwa hal tersebut bisa membuat anak tidak mandiri, terus-terusan dia akan meminta bantuan untuk dibukakan permen pada orang tuanya. Sebagai anak, kemarin pas di Kopdar HRE, kita diajari membuka permen lhooo.. :P Thanks Bunda Melly!

3. Memo ala Ibu Melly Kiong.

Yes, saya setuju pada judul buku Ibu Melly Kiong : “Siapa bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik” Ada berjuta cara untuk menyampaikan kasih sayang pada anak. Salah satunya dengan apa yang telah dilakukan oleh Ibu Melly Kiong. Beliau suka menulis pesan di buku untuk anaknya. Bahkan terkadang diselipi juga teka-teki, sehingga anaknya pun merindukan nya setiap hari. Satu hal lagi, Ibu Melly Kiong membelikan anaknya pensil yang bisa diserut, sehingga jika pensilnya tajam, anaknya tahu bahwa ibunya sudah menyerut pensilnya setiap hari. Hmmhhh...sweet sekali! J

4. Surat Perjanjian.

Kreatif! Jarang sekali orang tua melibatkan anaknya untuk membuat aturan-aturan. Kadang para orang tua terjerumus menjadi orang tua yang : “Pokoknya...” “Banyak makan asam garam..” Padahal dengan melibatkan anak, anak akan merasa dihargai dan konsisten dengan apa yang telah dijanjikannya. Ibu Melly Kiong menulis semuanya dalam bentuk surat perjanjian dengan anaknya, kemudian ditandatangani.

5. Musium Kasih Ibu.

Keren! Setiap moment diabadikan oleh Ibu Melly Kiong. Mulai dari gigi anaknya yang lepas, tiket bioskop, tiket perjalanan liburan, kartu ucapan. Hmmhh.. hal sepele yang terkadang tidak kita pikirkan. Dengan adanya musium itu, justru kenangan akan terpatri lebih kuat. Salut buat Ibu Melly Kiong.

Mudah-mudahan suatu saat saya bisa menjadi ibu yang baik bagi anak-anak saya (^_^)..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar